Pada
zaman yang semakin maju dan berkembang ini, salah satu tujuan kegiatan
pendidikan dan pengajaran di perguruan tinggi adalah menghasilkan lulusan yang
berkualitas yang memiliki hard skills dan soft skills yang seimbang, sehingga
mahasiswa dituntut agar dapat tetap aktif dan memiliki prestasi baik di bidang
akademik maupun non-akademik, ekstra dan intra kurikuler. Oleh sebab itu, dalam
sebuah perguruan tinggi perlu dididentifikasi mahasiswa yang dapat melekukan
hal tersebut dan perlu diberikan sebuah apresiasi atau penghargaan sebagai
mahasiswa yang berprestasi, yakni dengan melakukan pemilihan mahasiswa
berprestasi pada ttingkat perguruan tinggi.
Untuk
melakukan proses penyeleksian untuk menentukan mahasiswa yang berprestasi pada
tingkat perguruan tinggi ini, tidak semua perguruan tinggi melakukan proses
seleksinya secara efektif dalam melakukan pengambilan keputusan. Oleh sebab
itu, masih ada beberapa perguruan tinggi lain yang masih mengalami kendala pada
proses hasil pengambilan keputusan. Hal ini dikarenakan belum adanya metode
yang objektif untuk memutuskan dengan cepat siapa mahasiswa yang berhak
mendapatkan beasiswa dari data-data yang telah ada pada perguruan tinggi tersebut.
Untuk
mengatasi masalah tersebut, maka
dibutuhkan suatu metode yaitu Metode Analytical Hierarcy Process (AHP). Metode
ini merupakan salah satu metode yang digunakan untuk penyelesaian sistem
pengambilan keputusan. Pada metode AHP ini, terdapat 2 mekanisme yang dapat
digunakan dalam penghitungan AHP yakni metode konvensional (manual), baik
menggunakan teknik normalisasi maupun tidak dan menggunakan perangkat lunak.
Dalam pelaksanaannya, pemilihan mahasiswa berprestasi ini menggunakan beberapa
komponen atau kriteria yang nantinya akan dinilai untuk pengambilan keputusan.
Setiap alternatif membawa konsekuensi-konsekuensi. Hal ini dapat disimpulkan
bahwa sejumlah alternatif itu berbeda antara konsekuensi yang satu dengan
konsekuensi yang lain.
Proses
pemilihan mahasiswa berprestasi merupakan permasalahan yang melibatkan banyak
komponen atau kriteria yang dinilai, sehingga dalam penyelesaiannya diperlukan
sebuah sistem pendukung keputusan dengan multikriteria. Salah satu metode
sistem pendukung yang multikriteria yaitu Analytical Hierarchy Process atau
yang sering disebut dengan metode AHP. Menurut Syaifullah (2010), dalam
internetnya yang berjudul “Pengebalan Motede AHP (Analytical Hierarchy
Process)” menyatakan AHP merupakan suatu model pendukung keputusan yang
dikembangkan oleh Thomas L. Saaty. Model pendukung keputusan ini akan
menguraikan masalah multi faktor atau multikriteria yang kompleks menjadi suatu
hirarki. Hirarki didefinisikan sebagai suatu representasi dari sebuah
permasalahan yang kompleks dalam suatu struktur multi level dimana level
pertama adalah tujuan, yang diikuti level faktor, kriteria, sub kriteria, dan
seterusnya ke bawah hingga level terakhir dari alternatif (Saaty, 1993). Dengan
hirarki, suatu masalah yang kompleks dapat diuraikan ke dalam
kelompok-kelompoknya yang kemudian diatur menjadi suatu bentuk hirarki sehingga
permasalahn akan tampak lebih terstruktur dan sistematis. AHP sering digunakan sebagai metode yang
digunakan untuk pemecahan masalah dibanding dengan metode yang lain karena
beberapa alasan sebagai berikut :
1. Struktur
yang berhirarki, sebagai konsekunsi dari kriteria yang dipilih sampai dengan
kriteria yang paling dalam.
2. memperhitungkan
daya tahan output analisis sensitivitas pengambilan keputusan.
Karena sulitnya menentukan
bobot-bobot ataupun prioritas-prioritas yang sering berubah-ubah, maka dari itu
perlu digunakan pebandingan berpasangan yang menggunakan data, pengetahuan dan
pengalaman untuk merubah prioritas. Ada kalanya dalam menentukan satu orang
sebagai lulusan terbaik diantara sekian banyak lulusan bukanlah pekerjaan yang
mudah. Tanpa kriteria yang jelas dan transparan, maka proses membuat keputusan
lulusan terbaik dapat menimbulkan kesalahan yang akhirnya dapat merugikan
berbagai pihak khususnya bagi para mahasiswa dalam suatu perguruan tinggi.
Dengan menggunakan metode AHP sebagai metode dalam pengambilan keputusan dapat
digunakan untuk memudahkan pengambilan keputusan dalam menentukan lulusan
terbaik disetiap angkatan dengan kritera-kriteria yang telah disusun dengan
AHP, karena Metode ini cukup efektif dalam menyederhanakan dan mempercepat
dalam proses pengambilan keputusan dengan memecahkan permasalahan yang ada dalam
suatu perguruan tinggi tersebut ke dalam bagian-bagiannya.